Senin, 19 Oktober 2009

Suka Duka Jukir Pasar Keputran

Malam itu di pasar Keputran Surabaya sangat ramai pengunjung. Penjual dan pembeli saling tawar menawar. Suara pluit si jukir(juru parkir) pertanda banyaknya pengunjung yang keluar masuk parkiran motor.

Berprofesi sebagai jukir, Matnur (27thn) menjalani aktivitas sehari-harinya di parkiran Pasar Keputran Surabaya. Pria yang berkulit sawo matang dengan gaya yang cukup nyentrik, memakai sepatu pantofel, kemeja putih, ditambah dengan rompi berkain woll ini kebagian kerja pukul 18.00 hingga esok hari pukul 06.00. Bermodal pendidikan terakhir SMP Arusbaya Bangkalan, matnur hijrah ke Surabaya. Di kota pahlawan, pria penikmat Soto Daging ini tinggal bersama pamannya, di Pucang.

Dalam sehari, matnur pernah mencapai ± 300 motor yang parkir ditempat dia bekerja. Untuk penghasilan perbulan, matnur pernah mencapai 1.200.000,- Ungkap pria yang tingginya 160 cm ini.

Selama 4 tahun menjadi jukir di pasar Keputran, Matnur pernah lalai, karena rasa ibanya yang tinggi, dia pernah meminjamklan helm pengunjung yang berkisar Rp. 200.000 kepada seorang temannya, setelah ditunggu sekian lama temannya tak kunjung datang dan saat itu juga Matnur dimintai pertanggung jawabannya oleh pemilik helm tersebut, “makluuum, pemilik helm marah!! Lah wong harga helmnya 200ribu, jadi saya cuma minta maaf”, tegar pria berambut prontos ini sambil tersenyum tipis.

Selama menjadi jukir, Matnur rajin berolahraga, mulai dari fitness manual dengan angkat batu setiap pagi dan sore, kegiatan ini rutin dilakoni agar tubuhnya selalu sehat.

Beralih ke asmaranya,pria yang bercita-cita kerja dikantoran ini pernah ditinggal menikah oleh tunangannya selama 2 tahun, tak disangka pula pujaan hatinya tersebut telah memiliki 2 orang anak. Hingga sekarang masih Matnur masih mencari pengganti mantan tunangannya tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teman, Silahkan isi komentar pada blog saya ***

Cari Blog Ini