Senin, 19 Oktober 2009

PQC, Adakan Seminar Protokoler dan MC
PQC (Perfect Quality Center), sebuah EO (Event Organizer) di Sidoarjo mengadakan seminar menciptakan Protokoler dan MC yang professional. Seminar yang diadakan hari Sabtu, 17 Oktober 2009 ini ternyata banyak peminatnya, mulai dari instansi dan pelajar di Indonesia. Seminar ini di mulai pada pukul 10.00 – 16.00 di ruang pertemuan Bumbu Desa Sidoarjo.
PQC mengundang 2 narasumber ternama yang memiliki banyak pengalaman dibidangnya. Narasumber yang mengisi materi Protokoler adalah Yongki Yohanes Remande, sedangkan di materi MC narasumbernya Drs. Musyarofa Idris. Tak ketinggalan, fasilitas yang didapat mulai dari Sertifikat, Doorprize, Block note, alat tulis, Lunch, Coffe break. Harga seminar pun juga relatif murah.
Seminar ini diadakan agar peserta mendapatkan ilmu dan menyerap yang didapat narasumber, peserta juga puas dengan fasilitas yang disediakan. Selain itu, PQC juga akan lebih dikenal oleh masyarakat sebagai EO yang perfect sesuai dengan mottonya “Your Perfect Solution”, ucap ketua pelaksana Faisal Rizal.
Ika (27thn), wanita berjilbab ini menjadi salah satu perwakilan dari instansinya agar mendapatkan ilmu Protokoler dan MC dari seminar ini. “Seminar ini sangat bermanfaat bagi saya, karena saya dapat mempraktekkan materi ini secara langsung dari narasumber ”, ujar wanita yang menjabat Sekretaris Direktur di Rumah Sakit Islam Siti Hajar di Sidoarjo ini.
Richard (18thn), yang saat ini bekerja di salah satu media cetak di Sidoarjo berpendapat “Suasana seminar sangat efektif, menyenangkan, kekeluargaan dan serius tapi santai”, tukas remaja yang bertubuh kurus ini.
Secara umum, disetiap seminar PQC selalu membatasi peserta seminarnya maksimal 15 orang, agar peserta lebih fokus dengan materi yang disajikan. Oleh karena itu, seminar dibagi beberapa gelombang dan secara umum menyesuaikan waktu pelaksanaan seminar dengan waktu luang peserta.

Suka Duka Jukir Pasar Keputran

Malam itu di pasar Keputran Surabaya sangat ramai pengunjung. Penjual dan pembeli saling tawar menawar. Suara pluit si jukir(juru parkir) pertanda banyaknya pengunjung yang keluar masuk parkiran motor.

Berprofesi sebagai jukir, Matnur (27thn) menjalani aktivitas sehari-harinya di parkiran Pasar Keputran Surabaya. Pria yang berkulit sawo matang dengan gaya yang cukup nyentrik, memakai sepatu pantofel, kemeja putih, ditambah dengan rompi berkain woll ini kebagian kerja pukul 18.00 hingga esok hari pukul 06.00. Bermodal pendidikan terakhir SMP Arusbaya Bangkalan, matnur hijrah ke Surabaya. Di kota pahlawan, pria penikmat Soto Daging ini tinggal bersama pamannya, di Pucang.

Dalam sehari, matnur pernah mencapai ± 300 motor yang parkir ditempat dia bekerja. Untuk penghasilan perbulan, matnur pernah mencapai 1.200.000,- Ungkap pria yang tingginya 160 cm ini.

Selama 4 tahun menjadi jukir di pasar Keputran, Matnur pernah lalai, karena rasa ibanya yang tinggi, dia pernah meminjamklan helm pengunjung yang berkisar Rp. 200.000 kepada seorang temannya, setelah ditunggu sekian lama temannya tak kunjung datang dan saat itu juga Matnur dimintai pertanggung jawabannya oleh pemilik helm tersebut, “makluuum, pemilik helm marah!! Lah wong harga helmnya 200ribu, jadi saya cuma minta maaf”, tegar pria berambut prontos ini sambil tersenyum tipis.

Selama menjadi jukir, Matnur rajin berolahraga, mulai dari fitness manual dengan angkat batu setiap pagi dan sore, kegiatan ini rutin dilakoni agar tubuhnya selalu sehat.

Beralih ke asmaranya,pria yang bercita-cita kerja dikantoran ini pernah ditinggal menikah oleh tunangannya selama 2 tahun, tak disangka pula pujaan hatinya tersebut telah memiliki 2 orang anak. Hingga sekarang masih Matnur masih mencari pengganti mantan tunangannya tersebut.

Cari Blog Ini